Bank Sampah, Menjaga Lingkungan Sekaligus Mendulang Rupiah

0
84
Facebook
Twitter
WhatsApp
Host Sihara Pardede saat bincang-bincang dengan dua narasumber terkait penanganan sampah.

TIGARAKSA– Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang kembali menggelar podcast series infrastruktur forum dengan tema Bank Sampah. Seperti biasa podcast digelar di studio IIDEA Project Podcast gedung Bappeda. Kali ini menghadirkan dua narasumber yakni Susi Yanti selaku ketua forum bank sampah Kabupaten Tangerang dan Artika Sari Dewi duta sanitasi tahun 2019.

Bincang-bincang seputar penanganan sampah di Kabupaten Tangerang bersama dua narasumber tadi dipandu oleh Sihara Pardede. Banyak hal menarik dalam perbincangan soal penanganan sampah seperti yang dikemukakan oleh Susi Yanti bahwa sampah jika dikelola dengan benar akan mendatangkan banyak manfaat. “melalui bank sampah, sampah menjadi rupiah, sampah menjadi emas dan sampah menjadi haji,” kata Susi Yanti ditengah perbincangannya, Kamis 23 Juni 2022.

Diakui Susi, keberadaan bank sampah memang belum banyak diketahui masyarakat luas khususnya di Kabupaten Tangerang, saat ini saja jumlah bank sampah baru sekitar 29 lokasi, idealnya setiap desa itu terdapat minimal satu bank sampah. Manfaat bank sampah ini kata Susi boleh dibilang sangat banyak, yaitu selain mengurangi tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) dan sampah yang berserakan di lingkungan, manfaat lain adalah sampah bisa menghasilkan nilai ekonomi, seperti memanfaatkan sampah menjadi buah tangan atau kerajinan dan juga sampah bisa menjadi nilai tambah ekonomi keluarga melalui tabungan di bank sampah.

Susi menjelaskan, bank sampah itu seperti layaknya bank-bank konvensional, artinya nasabah bank konvensional dan nasabah bank sampah sama-sama menabung berupa uang, hanya saja bedanya pada nasabah bank sampah menabung setelah mereka menjual sampah ke pengepul atau pembeli melalui bank sampah. Teknisnya sambung Susi, setiap nasabah sebelumnya harus memilah sampah-sampah rumah tangga, kemudian oleh nasabah sampah tersebut ditampung di rumah masing-masing, setelah dianggap cukup untuk dijual maka nasabah menghubungi pengurus bank sampah untuk dilakukan penimbangan dan pengangkutan.

“Sampah dari nasabah yang diangkut pembeli itu dicatat di buku tabungan nasabah yang kami siapkan. Tabungan nasabah boleh diambil kapan pun, tapi kami juga ada program sampah untuk tabungan emas dan haji, Alhamdulillah program itu berjalan, ” terangnya.
Dari sisi lingkungan, saat ini 29 bank sampah mampu meminimalisir volume sampah yang dibuang ke TPA dengan rata-rata setiap bank sampah mengangkut sebanyak 500 kg sampah per bulan. Jika bank sampah ini terus tumbuh di setiap desa dan kampung bisa jadi bumi ini kembali besih, karena sejatinya bumi ini bersih tapi menjadi kotor karena setiap manusia menghasilkan sampah. “sampahmu tanggung jawabmu, sampahku tanggung jawabku,” tandasnya.

Sementara Artika Sari Dewi, pelajar yang menjadi duta sanitasi mendukung dengan gerakan bank sampah, ia pun selaku kalangan millennial telah berupaya menekan volume sampah melalui gerakan penggunaan ulang pembalut pada remaja putri. Penggunaan pembalut yang bisa dipakai ulang ini ia sosialisasikan melalui aplikasi OKY, “dimana aplikasi ini untuk mendeteksi remaja putri yang mulai memasuki masa menstruasi. Nah gerakan pemakaian ulang pembalut ini semata-mata untuk menekan sampah pembalut di masyarakat,” katanya. (den). 

#Tunggu penayangan selengkapnya di channel Youtube Bappeda Kab Tangerang

Tagged , , , ,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here